Wednesday, August 5, 2015

Pelangi Senja Hari


Ingatkah kamu waktu itu sahabatku, beberapa tahun  lalu dimana belum ada kenal diantara kita. Kala itu kita masihlah dua hal kejanggalan yang ada di sudut kota rantau itu, meraba hidup dan menggapai angan cita – cita. Kini beberapa tahun setelah cerita disana telah habis masanya dan jarak telah memisahkan kita. Aku hanya ingin sedikit lebih tau tentang apa yang selama ini menjadi kegelisahan diriku kepadamu. Aku hanya menduga saja namun aku sebenarnya ingin tahu sebenar-benarnya tentang itu. semoga kau tak keberatan dengan apa yang menjadi pertanyaanku elama ini. Meskipun mungkin saja sudah kuketahui apa yang akan menjadi jawabanmu.
***
            Indahnya pelangi sore di gunung prahu kala itu masih terlihat jelas dalam benakku. Itulah pendakian pertama bagiku, ya memang gunung ini adalah gunung yang ideal bagi orang yang baru dalam hal dunia pendakian. Sore itu gunung prahu tetaplah memukau meskipun sebelumnya hujan sesaat datang menyapanya dan menjadikan hawa sejuk disana semakin menusuk. Apakah kau masih ingat apa yang kita bicarakan bertiga bersama romi itu tentang rencana – rencana setelah lulus.
“ kalo udah lulus, rencana kalian apa ? “ tanyaku
“ Kerjalah San, mau apa lagi kalo ngga kerja “ Romi singkat
“ Kerja dimana ? “ tanyaku lagi
“ Mmm, dimana ya ? belum tau nih, buat apa sih San nanya hal itu, kita kan baru beberapa bulan kuliah, santai aja lagi ” jawab romi
“Haha, bukan gitu, biar jelas aja jalannya nanti. Kalo kamu Dan ? “
“Inginnya ya kerja dulu di Oil company lalu nikah “ Jawabmu
“Gile pikirannya udah mau kawin ni Dani, semester 1 aja baru jalan. Wwkwkwk” sahut romi
“Ya gapapa toh” jawabmu.

Aku hanya tersenyum saja dan masih takjub denngan pemandangan senja sore diatas gunung ini serta indahnya pelangi diatas sana. tak berlangsung lama senjapun terlihat mulai memudar, cahaya keemasan itupun perlahan mulai tergantikan oleh remang – remang malam. Sang pelangipun hanya bersisa sedikit hanya menunggu beberepa saat saja untuk hilang. Dalam benakku aku masih berusaha memahami apa yang kita bicarakan serta mencari makna dari pemandangan senja sore itu. Mengapa begitu cepatnya pelangi itu menghilang. Seiring berjalannya waktu akupun mulai mengenal lebih dalam siapa – siapa kalian yang sesungguhnya, aku mulai paham dengan tingkah dan hobi – bobi kalian yang sebelumnya belum kuketahui. Dan mengenai dirimu aku lebih paham lagi, aku tahu akan kepandaianmu menyembunyikan emosi dalam dirimu. Meskipun mulut diam tak berucap namun semua tingkah laku berbicara dengan jelas kepadaku. Terutama ketika kita saling bersipandang, teramat jelas disana. Tapi biarlah kuanggap itu hanya persangkaan yang tidak masuk akal aja.
***
            Kamu juga pasti masih ingat, diakhir semester 4  kukenalkan seseorang kepadamu. Seseorang yang kini telah menjadi pendamping hidupku. Ya, Linda. Gadis sederhana dari kampus sebelah. Malam minggu itu kebetulan adah hari kedua resminya hubungan kami. Dan kala itu aku belum memberitahu akan hal ini kepada kalian. Malam itu Linda datang ke kontrakan kita. Ia ingin mengajakku nonton launching film perdana di bioskop langganan kita. Acaranya jam 8 malam. Jam baru menunjukkan pukul 6.30, terdengar pintu diketuk dari luar. Saat itu kita bertiga sedang bergiliran main PS dan kebetulan giliran kita berdua.
Tok tok tok
Tok tok tok

“Masuk aja” teriak Romi dari kamar Mu yang lumayan jauh dari lobi rumah.
“Eh Rom itu ada tamu bukain sono, siapa tahu kurir nganter duit semobil” pintamu ke romi.
“iye juragan” jawab romi sambil toyeng mukamu
“ Aduh, kampret...”
“Hahaha...”jawabku masih konsentrasi dengan layar di depan.
Tak lama kemudian muncul lagi si Romi.
“Siapa Rom ? “ tanyaku
“Monggo mbak itu Hasan nya, ealah, satu orang ini kalo udah main PS bisa lupa daratan”
Tak berapa lama muncullah linda dibelakang romi
“eh Lin, awalan ni datangnya ?”
“ada peubahan jadwal”
“Bro, kenalin ini Linda, pacarku”
“Cieeee yang udah dapat pacar ndak kabar-kabar” sindir romi
“Sory, baru kemarin juga jadiannya Rom” jawabku
Kemudian linda memperkenalkan dirinya. Sejujurnya aku senang sekali malam itu melihat ada seseorang lagi menjadi bagian dari lingkaran hidupku selain kalian berdua yang sudah kuanggap sebagai saudaraku.

            Namun aku juga tidak alfa dengan apa yang telah kulihat dari raut mukamu kala itu, sesuatu yang tidak biasa kulihat dari mukamu, sebuah bahasa yang tak terucap lagi nampak dimukamu itu. begitupun sorot dari mata dan pandanganmu yang nambah berpendar seperti kaca – kaca cair yang samar. Aku pernah melihat bahasa itu pada orang lain, sebuah bahasa kecemburuan. Namun lagi – lagi kulihat kembali kemahiranmu dalam menyembunyikan emosi itu, dengan senyum yang menyungging kau mencoba mengelabuhi kami. Boleh saja linda dan romi tak mengetahui akan hal itu namun aku tak bisa kau bohongi dengan bahasa darimu itu.
“Aku ganti baju dulu ya say “ pancingku
“Cie cie udah say say ini manggilnya”Romi nyolot
“apa sih...” jawabku sambil melihat linda yang tersenyum dan sesaat aku melihatmu.

            Ketika di bioskop Aku masih saja kepikiran saja dengan dugaan – dugaanku itu, aku hanya tak ingin saja sahabatku tersebut masuk ke jalan yang salah. Dan semoga saja dugaan tersebut adalah salah.
***
Dua tahun telah berlalu begitu cepatnya. Dan hidup seseorang  terus berjalan dengan jalanya masing – masing. Begitupun kau yang memutuskan pindah ke apartemen beberapa bulan setelah hal itu. tapi apalah semua ini sejatinya akan semakin mendewasakan diri. Lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan.  Aku telah lulus, dan pada sore hari sehabis wisudaku itu akupun masih ingat percakapan kita  di atap apartemenmu.

“Linda apa kabar San ?”
“Ia masih di Bandung, mgangnya belum selesai dia”
“Ohh...” jawaban yang menggantung
“Gimana skripsimu Dan ?”
“Tinggal bab terakhir saja”
Diam untuk beberapa saat
“kamu kapan balik ke pontianak san ? “ lanjutmu
“Rencananya minggu depan berangkat “
“San, aku ingin bertanya padamu”
“well, ada apa sepertinya serius nih” jawabku
Kau hanya tersenyum sesaat kemudian berkata “ menurutmu Cinta itu apa ? “

Deg...

Aku hanya menahan berat ketika mendengar pertanyaanmu itu ? pikiranku tak tentu arah kesana – kemari karena tak percaya dengan apa yang kudengar. Otakku sungguh bekerja keras kala itu dan dadaku hanya kembang kempis menahan beban berat yang ada di dalam dadaku. Aku tahu arah akan pembicaraanmu. Aku hanya bertanya – tanya mengapa kau tanyakan hal itu ? bukankah hal ini jelas adanya. Kukira waktu telah menyembuhkanmu. Dan sekali lagi aku terlarut dalam dugaan itu lagi. Aku masih diam saja mencoba memberikan jawaban terbaikku kala itu.

“Dan, bagiku cinta itu ibarat persahabatan dan keluarga. Ia akan hadir ketika kita bisa menerima dengan ihklas atas segala kekurangan dan kelebihan seseorang, tak peduli siapapun ia. Cinta akan selalu menghubungkan hati meskipun orang itu terpisahkan oleh keadaan, jarak dan waktu. Tak ada sekat setebal apapun yang bisa menghalanginya. Linda, kedua orang tuaku, adikku,romi dan kamu kalian semua adalah cintaku. Aku menyayangi kalian semua”
Ya itulah kata – kata yang tersisa dari dalam diriku yang bisa kuungkapkan sepenuhnya kala itu. Dan itu adalah usaha terakhirku untuk meyakinkanmu agar bisa menerima kedaan yang sungguh aneh diantara kita saat itu. Kau hanya diam termenung melihat senja sore itu, seperti ada sesuatu yang engkau harapkan darinya kala itu.

“kadang aku iri kepadamu san” katamu pelan. Aku diam lau mencoba memandangmu yang masih saja asik dengan senja.
“Hidupmu begitu sempurna, kau miliki segalanya”
“Ngga ada kata sempurna dalam hidup Dan. Percayalah kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Jujur malah sebenarnya aku malah ingin bisa sepertimu. Bisa melukis, bernyanyi, fotografi. Sesuatu yang aku tak pandai akan hal itu”
***
Kini aku paham mengapa pelangi seringkali muncul pada sore hari kala senja hari, ada hikmah terendiri bagiku bahwa keindahan dibeberapa bagian kehidupan kadangkala hanyalah pantulan – pantulan semu yang tidak nyata dan apabila saatnya tiba keindahan itu hanyalah ilusi sesaat saja lalu menghilang. hari ini telah terjawab sudah pertanyaanku saat di gunung prahu itu

Hari ini Senin, 29 Juni 2015, empat tahun berlalu semenjak wisudaku. Alangkah bahagianya diriku ketika mendapatkan pesan gambar dari nomor yang tak kukenal pagi ini. Kulihat dalam foto itu seseorang yang sudah tidak asing lagi, yang menggendong anak kecil berusia sekitar 2 th yang tertawa lebar di pundak beserta seorang wanita cantik memegangi tangannya di samping. Aku tersenyum bahagia melihat itu, berjuta syukur tak terucap dari dalam hatiku. Aku amat kenal akan wajah itu dan sudah pasti, itu adalah kau dan keluarga kecilmu. Dani silalahi.

*Sumber gambar: http://preecey.deviantart.com/art/Rainbow-Sunset-Final-Version-179922964

No comments:

Post a Comment