Wednesday, May 6, 2015

Kenapalah


Hati yang kelam,
Terasa hampa kian menghujam,
Malam, akankah engkau sanggup untuk tertawa ?
Ketika dalam bayangmu terliput duka,
Malam kenapa ini ?
Kenapa diri ini ?
Kesana - kemari terkurung dalam senyum,
Senyum pembungkus luka yang tak terlihat,
Senyum sebagai fatamorgana semata,

Sejujurnya jikalau ada,
Jikalau hadir saat itu,
Teringinku hancur lebur tiada bekaspun,
Sayatan ini senyuman ini,
Sungguh,
Sungguh ingin saat seperti itu,
adalah kekejian terbesar bagi kebenaran sejati.

No comments:

Post a Comment