Friday, May 1, 2015

Akan Berlalu Begitu Saja


Dikala terasa dinginnya hawa subuh hari, terdengar suara angin angin sepoi menerpa pohon di luar tenda ini, di puncak bukit G.prau ini. Cukuplah enam jam bagiku untuk memulihkan kesegaran diri ini. Bersama tiga sahabat yang menemani pendakian ini, mencari sesuatu yang sulit dijelaskan dengan kata. karena kata - kata kadang membuat batasan - batasan tersendiri yang tak bisa diganggu lagi, 

Refresing adalah kamuflase bagi kami berempat, namun anggap saja benarlah demikian apa adanya.
Aku bangun lebih awal, kulihat dalam remang tenda wajah - wajah yang selalu menemani dan memberi arti dalam setiap langkah perjalanan waktu ini. Wajah Ketegaran, semangat, keceriaan terlihat damai kala itu. Biarlah mereka istirahat dulu, menikmati jamuan belaian dekapan bukit ini. Akupun keluar dari tenda perlahan. Hawa dingin bukit ini begitu terasa meskipun sudah kukenakan jaket tebal sekalipun. Tanda tanda subuh hari mulai menampakkan diri, dibalik ufuk nan jauh pendar - pendar cahaya mulai nampak. Dari sini terlihat jelas kerlap kerlip lampu perkampungan nan begitu mempesona terpajang sepanjang mata memandang. Awan - awanpun tak lupa datang untuk menyapa beriringan dengan cantiknya.

Diriku takjub namun ada juga perasaan luluh datang menghampiri, teringat akan beberapa tahun yang telah berlalu, teringat akan perjalanan hati yang selalu mencari - cari  meraba - raba dalam kebutaan,akan tempat berlabuh yang dinanti - nanti. Begitulah tempat singgah yang telah terlewati hanya menjadi puing - puing harapan dan kekecewaan yang sering berlanjut. Dan hanya menjadi kenangan kosong yang tiada layak jadi cerita bagi anakku nanti. Memanglah benar kata bahwa diri ini tiada pandai menemukan tempat singgah yang tepat. Bahkan pernah onggokan kayupun kuanggap sebagai dermaga. Mengapalah begitu konyol apa yang telah kulalui tersebut. Hanya renunganlah tersurat jika teringat akan itu. Namun tak apalah, kesalahanku dimasa lalu tersebut adalah nilai yang amat sangat berharga yang akan selalu menjadi pemandu dalam perjalananku ini, Dan kuketahui bahwa selama ini diri ini sejatinya belum benar - benar singgah, ku hanya megaitkan tali kapalku dan belum beranjak darinya.

Ah, sudahlah. Betapa bodohnyalah diriku jika memikirkan hal itu disini. Apalah gunanya sesal ? tak ada yang dapat terubah dari sebuah penyesalan. kupilih tegar dalam memandang semua akan berlalu dan tertinggal bersama waktu. 

Sunrise tinggallah beberapa menit lagi, dan di depan tenda disana sahabat - sahabatku sepertinya sudah bersiap - siap untuk menanti pagi ini.

"Hoiii Cepetaan, kamera jangan lupa " seruku lantang

Daniel, Akbar, Arri dan Deni sahabatku, juga keluargaku. Mereka rumah terbaikku di Jogja dan di perjalanan ini. Dan pagi itu kamera dan G.Prau ini menjadi ice moment, perekat hubungan persahabatan kami. Semoga persahabatan ini akan kian bersemi lagi. 


*sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment