Sunday, May 3, 2015

Melepas Sahabat di Stasiun Tugu


Malam ini akan menjadi malam yang tiada mudah bagiku. Karenamu akan tiada lagi di kota yang mana menjadi saksi akan persahabatan kita selama ini. Wisuda telah berlalu dan sudah saatnya bagi kita untuk meraih impian masing - masing. Kau akan pergi meraih mimpimu di Kota kelahiranmu begitu pula denganku.

Stasiun Tugu kota Yogyakarta. Aku masih duduk dalam peron menunggu penumpang, mengantarmu yang kini sedang asyik menjajalkan hvs cetakanmu di loket penukaran tiket tersebut. Suara sirine khas stasiun terdengar beberapa kali dari pengeras suara. Aku hanya senyum sendiri, dan entah mengapa tiba-tiba aku ingat kala itu. Pertemuan kita di tempat ini kawan. Hari ini tepat empat tahun yang lalu. Pertemuan tanpa sengaja itu menjadi hal yang tak akan pernah mungkin bisa aku lupakan.

Kala itu Kereta yang kau tumpangi dari Jakarta baru saja berhenti, kemudian Kau yang berlari - lari dengan tas travel mu kala itu. Seperti orang kerasukan yang ingin segera keluar dari stasiun. Aku sudah setengah jam di stasiun Tugu waktu itu, keretaku yang dari surabaya telah berhenti pukul pukul 15.30. Sembari sore, kala itu aku mencari Wifi gratis di Sana. Lumayan setengah jam buat download video dari chanel langgananku di Youtube. Dan setengah jam kemudian itulah keretamu datang. Aku aku beranjak bangkit dari kursi tunggu untuk melangkah keluar dari stasiun untuk menuju tempat kost yang kupesan tempo hari. Aku jalan santai sambil membawa barang bawaanku, Dan entah apa pasal tiba - tiba tas travelku yang kupegang disampinh itu mendadak jatuh karena tanganku tersodok oleh tas mu dari samping. saat kau lari kala itu.
"weih ... santai bung, santai" spontan kataku.
"Eh sory sory mas lagi buru - buru" jawabmu kala itu.
"Buru-buru ya buru - buru tapi biasa juga kali mas, moga aja ga ada barangku yang rusak"
"Maaf mas, gua ganti kalo ada yang rusak"jawabmu
"Orang ini sepertinya dari Jakarta kalo dilihat dandanan sama bahasanya" jawabku dalam hati.
"Ok aku cek dulu" singkat.
Kemudian kubuka tas travel kecilku itu, kulihat isinya sebab ada tablet baru yang kutaruh disitu. Untunglah tak ada yang rusak. 
Sekali lagi kau ucapkan maaf, dan tanpa panjang lebar kaupun berlalu karena kau sedang ditunggu oleh seseorang katamu. Kenangku.

"Za, bentar ya" teriakmu.
Kulihat kau masih mengantri tiketmu.
Dan akupun kembali dalam kenangan itu.

Aku bergegas keluar, menuju halte transjogja menunggu tumpangan. Masih sempat kulihat kau bersama seseorang dan kemudian masuk kedalam mobil sedan itu. Dalam halte diriku sedikit termenung, aku merasa seperti pernah melihat orang ini sebelumnya, tapi kapan dan dimana pikirku terheran - heran. Kemudian beberapa saat kemudian terbesit bahwa ia pernah kulihat dalam mimpiku beberapa hari yang lalu. Ya dalam mimpi, tidak salah lagi. Apakah ini pertanda akan sesuatu ? Entahlah aku masih terheran heran. Dan seperti mimpi yang menjadi nyata, ternyata tiada sangka bahwa kau sekampus denganku, sejurusan bahkan sekelas. Apakah ini kebetulan, tiada tahulah.
Dan semenjak perkenalan di ospek itu hingga saat ini kaulah sosok sahabat terbaik itu. Sahabat dalam segala hal.

Namun waktu terus berlalu dan sudah hukum pasti bahwa akan selalu ada fase datang dan perginya seseorang dalam hidup, entah sahabat, pacar,orang tua ataupun orang orang yang berarti lainnya.
Kini di depanku sana, akan ada sesosok sahabat yang akan berlalu dari hidupku, waktu begitu cepatnya, kukira baru kemarin saja kita bersama dan mencari asa di kota ini. Kini 15 menit lagi, kereta dari surabaya akan datang dan akan membawa sahabatku ini ke tanah kelahirannya. Jakarta.

"Sory ya lama, panjang banget antriannya" 
"Iya, ga apa eh. Gimana sudah clear semua ?" jawabku
"Tinggal nunggu keretanya saja ini Za, paling bentar lagi datang juga tu kereta"Katamu

"Gue bakal kangen banget sama loe nanti Za, gila... tak terasa ya udah empat tahun kita bersama"
"Ya begitulah Jim, tapi ini bukan akhir dari persahabatan kita kan""Ngomong apa eh, ya ngga lah Za, kita kan masih bisa telponan, chat atau skype. santai bro, loe sahabat gue selamanya"Jawabmu
"Iya iya, tapi gak serulah kalo lewat gadget" kulihat kau paham maksudku itu.

Tak lama kemudian kereta Sembrani dari surabaya telah datang, terdengar riuh pengeras suara stasiun dan suara kereta datang mendekat. 
Jimmy sudah siap dengan segala bawaannya, ia berdiri akan menuju ke kereta itu. Aku juga ikut berdiri menentengkan tasnya yang lumayan besar itu. Jujur ada perasaan sedih dalam diri, namun rasa itu terkikis oleh harapan dan impian masa depan yang sering kami bicarakan.
"Hati - hati Jim, sampai jumpa lagi lain waktu. Ingat janji kita ya" kataku sambil memberikan salam persahabatan khas kami

"Siap bos, gue udah buat semua note-note gue tentang hal itu"jawabnya seceria mungkin. Namun aku sudah paham betul mimik sahabatku ini, kulihat matanya tak bisa menyembunyikan rasa berat perpisahan ini. Namun apalah daya, hidup harus terus berjalan. Iapun lalu melangkah ke dalam kereta tersebut. Di peron, diriku masih menanti keberangkatan kereta itu.
"Tungtungtungtunggggg,tungtungtungtungggg,tungtubgtungtung ..." keretapun berjalan perlahan dan pergi membawa semua kenangan itu.

"Tak apalah 5 tahun lagi kutunggu kau disini dan di jam ini dengan membawa kesuksesan masing-masing" itulah janji kami.


*Sumber gambar :Inijogja.co.id/stasiun-tugu/

No comments:

Post a Comment